logo

,

Rifda Irfanaluthfi Leadership & Integrity di Olimpiade Paris 2024

  • By Agus Sastrawan
  • August 6, 2024
  • 288 Views

Setelah perhelatan akbar sepakbola Eropa (Euro) dan Copa America, kini giliran Olympics Games di Paris – pertandingan multi-sports yang dilakukan secara rutin 4 tahun sekali. Kekhasan sangat terlihat pada pembukaan Olimpiade Cina dan Yunani, Prancis justru menunjukkan POV-nya tentang gaya hidup berdampingan (savoir vivre ensemble) di tengah diversitas dan kesetaraan, sebagaimana slogan yang mereka bawa sejak revolusi Prancis (Égalité, Fraternité, Liberté). Dengan latar belakang ini, pertunjukkan yang disiapkan oleh Prancis mendapat komentar negatif pasca asumsi “parodi” The Last Supper.

Source: Mark Camilleri

Agenda ini tidak berhenti pada petinggi-petinggi umat, tetapi Elon Musk turut memberikan komentarnya melalui X, “The Last Supper “extremely disrespectful to Christians.” Sebagai bentuk dualitas, netizen justru menunjukkan bahwa Tesla Light Show lebih menawan dibandingkan pembukaan Olimpiade 2024. Sekiranya banyak tokoh manca negara juga mengatakan acara itu sebagai Mockery, Blasphemy, dan Gratuitous Insult oleh Donald Trump (Presiden AS ke 45), Charles Scicluna (Bishop dari Malta), Mike Johnson (Jubir AS), Matteo Salvini (Kelompok Sayap Kanan Italia), dan masih banyak lagi.

Hingga saat ini, penyelenggara memberikan respons bahwa opini yang tersebar tidaklah benar. Mereka menjelaskan bahwa parodi itu sebenarnya ditunjukkan untuk Dewa mitologi Yunani, Dionysus. Sementara bertebarnya gender pada pemeran parodi merupakan unsur dari nilai inklusivitas.

Lebih lanjut, Macron pun mengajak tokoh-tokoh legislatif untuk berhenti membahas politik hingga perhelatan ini selesai. Sebagai negera yang memiliki perhatian khusus pada lingkungan, Macron juga menjanjikan Olimpiade kali ini – dibandingkan dengan Olimpiade London (2012) dan Rio Games (2016) – akan menjadi perhelatan paling ‘Hijau’ dengan mengurangi carbon footprint yang mungkin dihasilkan.

Sebanyak 10.000+ Peserta Bersaing pada Kejuaran Tahun Ini

Refugees Team. Source: MIGUEL MEDINA/AFP via Getty Images

Sebanyak 206 negara berpartisipasi pada Olimpiade kali ini. Negara dengan peserta terbanyak berasal dari Amerika Serikat (593 atlet) dan negara dengan peserta terendah berasal dari 4 negara, i.e., Belize, Liechtenstein, Nauru, Somalia dengan masing-masing membawa 1 atlet. Tidak hanya negara-negara yang terdaftar secara administratif dan kita kenal secara luas, sejak Rio Games (2016), salah satu grup juga muncul sebagai bentuk partisipatif dan iklusivitas, yaitu bergabungnya International Refugee Team ke dalam perhelatan besar ini dan menyumbang sekitar 200+ atlet.

Indonesia pun termasuk negara dengan peserta paling sedikit, yaitu sebanyak 27 atlet yang tersebar di 11 cabang olahraga dan di antaranya, ada 8 peserta yang dipastikan gagal. Perjuangan dan latihan keras yang tidak main-main, bahkan beberapa melangsungkan latihan lanjutan di Paris.

Leading by Example

If you’re going through hell, just keep going

Winston Churchil

Source: REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana

Media sosial tidak ada henti-hentinya memberi kita awareness tentang apa yang terjadi di perhelatan akbar itu.

Pada Olimpiade ini, kita diperlihatkan perjuangan Rifda – salah satu atlet senam pertama Indonesia yang unjuk kebolehan di Olympics Games. Membawa Indonesia untuk partisipatif dan menjadi representasi Indonesia, telah menjadi mimpi RIfda sejak lama. Kini, pernyataan itu tidak lagi sebatas mimpi. Ini adalah ajang pembuktian bahwa Indonesia memiliki bakat-bakat yang perlu ditempa dan dibimbing.

“Ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Saya sangat senang dan bangga bisa mewakili Indonesia di Olimpiade,” kata Rifda. Ia juga menyampaikan hal serupa sebagai bentuk integritasnya pada Indonesia, “I want to show the world that Indonesian gymnasts are there” via Olympics.com.

Kecintaannya pada Tanah Air telah membangkitkan api yang membawa di dalam dirinya. Putri kelahiran 1999 ini juga telah menekuni senam sejak berumur 5 tahun. Memiliki mimpi yang besar dan tekad yang kuat, usahanya telah mampu memenangkan Indonesia pada perolehan emas di Sea Games Hanoi (2021) serta tampil di Artistics Gymnastic di tahun 2022 (Doha & Liverpool) & 2023 (Antwerp).

She makes her dream come true.

Penampilannya yang memukau mampu menggemparkan dunia. Pada pertandingan terakhirnya, Ia berhasil mendapat skor 49.932 dan berada pada peringkat 52; menjadi atlet senam pertama yang menembus ajang bergengsi telah menjadi kebanggan Indonesia dan Rifda. Kesempatan ini ia dapatkan tiket relokasi karena Prancis selaku tuan rumah mendapatkan hak prerogatif untuk lolos ke Olimpiade.

Kendati demikian, Rifda telah menunjukkan sebuah proses tiada akhir. Sebuah tekad yang kuat untuk pembuktian. Sekalipun cedera menhampiri, ia tetap melanjutkan pelombaan hanya pada subdivisi 1 rotasi ketiga (Uneven Bars). Lebih lanjut, cedera itu memutus perjuangan Rifda untuk masuk ke 8 besar karena nilai yang ia peroleh tidak menyentuh 10.000.

Walaupun gagal masuk ke perempat final, kita telah melihat jerih payah RIfda mulai dari kejuaraan Nasional, Internasional hingga sampai pada titik tertinggi, Olimpiade Paris 2024.

Bagaimana menurut kamu perjuangan Rifda Irfanaluthfi?

***

Ikuti akun-akun Rumah Perubahan untuk mendapat opini terkini terkait isu yang sedang terjadi.

Kami juga memiliki beberapa Schools yang fokus pada bidang spesifik dengan modul-modul yang telah dikurasi seperti:

  • School of Data
  • School of Grooming
  • School of Leadership
  • School of Politics
  • School of Sustainability

Selengkapnya, dapat diakses pada bit.ly/Schools-of-RP.

Contact Person:

WhatsApp: +62-8111-8008-009 (Admin)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *